Cahaya Lilin dan Bara Api
Cahaya lilin takkan dihiraukan saat lampu menyala, namun
begitu diharapkan saat semua listrik padam. Di ruang yang gelap ini, ku
nyalakan lilin ku. Cahayanya kecil, namun menyebar sempurna saat beraksi
seorang diri.
Lilin pun akan habis pada kalanya. Melebur perlahan hingga
titik akhirnya sang cahaya tak akan bisa menyala lagi. Menunggu lilin itu mati
sepenuhnya tidaklah cepat, aku pun meniup lilin itu. Mati.
Rasa ini ku ingin seperti lilin itu. Nyatanya tidak,
bagaikan bara api yang menyala, semakin kutiup api itu menjadi semakin besar.
Lilin itu masih ada. Sumbunya masih utuh. Masih bisa menyala
lagi.
Ingin kunyalakan kembali liin ini untuk ruangan lain.Yang
akan menyambarkan lilinku pada baranya. Bara api yang akan terus menyala, dan
akan tetap memberikan kehangatan saat Ia padam.
Tuesday, May 22 2012
19:09:50
Comments
Post a Comment